Jumat, 11 September 2015

NASEHAT SAKING SUNAN KALIJAGA

“Yen pasar ilang kumandange,Yen kali wis ilang kedunge,Yen wong wadon wis ilang wirange,mlakuho topo lelono,njajah deso milang koriojo nganti/ngasi bali yen durung bali patang sasigolek wisik songko sang Hyang Widhi .."Pentafsiran dari nasehat Sunan Kalijaga diatas kurang lebih sebagai berikut :-Yen pasar ilang kumandange...Jika pasar sudah mulai diam/tidak hiruk pikuk,maksudnya jika perdagangan sudah tidak lagi ada tawar-menawar karena maraknya mall dan pasar swalayan yang berdiri dimana-mana baik di desa maupun kota.Kata orang-orang tua di tanah jawa ini dahulunya semua pasar memakai sistem tawar menawar sehingga suaranya begitu keras terdengar dari kejauhan seperti suara lebah yang mendengung.. ini kalo aku boleh beri istilah adalah adanya kehangatan dalam “social relationship” dalam kehidupan masyarakat akan tetapi sekarang suasana itu suda hilang,biarpun kita sering ke plasa, mall atau ke supermarket ratusan kali dipastikan kita tidak kenal para pelayan dan cashier di tempat itu..-Yen kali wis ilang kedunge...Jika sungai sudah mulai kering tidak dalam lagi, dimaknai jika sumber airnya kedalamanannya sudah berkurang dan malah mulai kering.. Maksudnya jika para alim ulama (ahli dan sumber ilmu) satu persatu sudah mulai wafat satu persatu maka ini alamat bahwa dunia mau segera diQiamatkan Allah SWT. Ulama ditamsilkan seperti air kehidupan yang menghidupkan hati-hati manusia yang gelap tanpa cahaya hidayah..-Yen wong wadon wis ilang wirange...Jika wanita sudah tidak punya rasa malu.Nah kalo yang begini sudah sangat jelas dan menjadi gaya hidup para wanita saat ini utamanya di Indonesia. Berbagat tabiat wanita yang sudah memiliki rasa malu lagi kita bias saksikan setiap saat apakah itu di jalanan kantor,pasar mall dan lebih jauh lagi mereka itu sepertinya tidak sungkan mempertontonkanauratnya. Lebih jauh lagi di kalangan remaja muda mudi,anak sekolahan, bapak ibu orang tua sampai kakek nenek, petani, pengangguran, para karyawan kantor,pejabat maupun para politikus dalam perbincangan keseharian hal yang berbau porno sudah dianggap lumrah. Pornografi lewat tayangan video, cerita maupun tindakan pelecehan yang menjurus ke pornoaksi sedekian menghebat. Anehnya sepertinya sudah tidak ada yang risau.- Mlakuho topo lelono..njajah deso milang kori..Berjalanlah topo lelono,maksudnya berjalan jauh bermujahadah susah payah dalam perjalanan guna perbaikan diri meraih ketenangan ruhani atau perjalanan fii sabilillah,mendatangi umat dari pintu ke pintu, dari hati ke hati manusia.-Ojo nganti/ngasi bali yen durung bali patangsasi..Jangan menunggu atau pulang cepat-cepat sebelum selesai perjalanan selama 4 bulan ( bahasa urdu: charmaina)-Golek wisik songko sang Hyang Widhi..."Cari ilham, hidayah dan kepahaman ruhani dari Dzat yang Maha Kuasa.. Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar